Minggu, 04 Oktober 2009

POHON PETAI MENANGIS




Peristiwa fenomenal ini terjadi pada pohon Petai milik Handoko (65 Th.)warga Desa Pagutan RT 1/12 Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Letak pohon petai yang berumur belasan tahun ini persis di tepi jalan raya Purbalingga-Bobotsari.
Kejadian ini sudah lama namun baru disadari oleh beberapa orang di sekitar pohon tersebut pada hari selasa tanggal 29 September 2009, tepatnya setelah waktu maghrib pohon pete tersebut mengeluarkan air dari daun dan sela-sela ranting, bahkan ada yang keluar cukup deras seperti air yang keluar dari jarum suntik yang ditekan.Dan oleh masyarakat yang menyaksikan disebut pohon petai menangis.
Kabar tentang pohon Petai ini cepat menyebar sehingga masyarakat berdatangan untuk melihat bahkan ada yang sengaja mendapatkan tetesan airnya. Karena banyaknya pengunjung bergerombol di tepi jala raya akhirnya menimbulkan kemacetan sehingga pihak polres memotong sebagian dahan yang menjulur di atas jalan raya.
Konon ada seorang warga desa tetangga yaitu Desa Petemon yang menderita kencing batu kemudian datang dan menengadahkan tangan untuk mendapatkan tetesan air dari ponon tersebut dan meminumnya, setelah pulang orang tersebut dapat buang air kecil lagi (wallahu'alam) demikian tutur Bapak Handoko sang pemilik pohon.
Namun yang pasti peristiwa ini membawa berkah untuk pemilik pohon dan masyarakat sekitar, karena pengunjung yang berdatangan terus sampai sekarang, mereka mengisi kotak yang disediakan dengan uang sekedarnya, juga beberapa pemuda yang memungut uang parkir bagi kendaraan yang dibawa pengunjung dari luar daerah.
Dari pihak pemerintah daerah terkait telah meneliti ternyata memang kandungan air di lokasi tumbuhnya pohon tersebut cukup tinggi sehingga memungkinkan penyerapan air yang berlebihan dan mengeluarkan air seperti pada tanaman hias gelombang cinta yang disebut airmata bunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar